Senin, 31 Agustus 2015

Pribadi Nabi Yang Pemaaf

Tags


Nabi Muhammad SAW terkenal lapang dadanya dalam membuka tangan dan menerima permohonan maaf orang lain. Terlalu banyak kisah yang menceritakan sifat pemaaf beliau. Dan diantara kisah yang banyak itu, akan kami sajikan 3 kisah yang menunjukan Rasulullah SAW itu mempunyai sifat pemaaf yang luar biasa, antara lain :

Seusai Perang Khaibar

Ilustrasi Perang Khaibar
Ilustrasi Perang Khaibar ( kaskus.co.id )
Ketika perang Khaibar sudah berakhir, Nabi menerima hadiah masakan paha daging kambing dari Zainab binti Harits, istri pemuka Yahudi. Tanpa curiga daging tadi dimakannya. Namun baru satu suapan, Nabi langsung memuntahkan makanan itu kembali. Sebaliknya sahabat yang terlanjut memakan masakan tersebut tewas.

Nabi pun memanggil Zainab, dan menanyakan alasan mengapa dia melakukan hal tersebut. Zainab menjelaskan, bahwa andaikata Beliau seorang raja, maka akan terkena racun yang telah dimasukan ke dalam masakan tersebut, sedangkan bila Beliau adalah Nabi, maka akan terjadi sebaliknya. Rasulullah SAW pun memaafkan Zainab yang telah mengakui sendiri bahwa dia yang telah sengaja memasukan racun itu.

Saat Fathul Mekkah

Ilustrasi saat Fathul Mekkah
Ilustrasi saat Fathul Mekkah ( ratsani.wordpress.com )
Ketika Fathul Mekkah pun membuktikan bagaimana luasnya pengampunan Rasulullah SAW. Pengampunan massal yang dilakukan oleh Nabi terhadap kafir Quraisy seusai menaklukan Mekkah. Bahkan beberapa musuh yang sebelumnya divonis mati karena perlakuan dan dosa yang telah melewati batas, datang kepada Rasulullah SAW untuk meminta maaf dan akhirnya Beliau memaafkan mereka.

Ketika Tawaf

Ilustrasi Ketika Fudhalah Membawa Pisau Untuk Membunuh Rasul ( kisahmuslim.com )
Saat itu Fudhalah menyelinap dan membuntuti Rasulullah SAW ketika Beliau melakukan tawaf, dengan pisau yang terselip dibajunya. Dia mencari kesempatan untuk membunuh Rasulullah SAW. Sekalipun ia telah bersyahadat, namun dendam di dadanya belum lunas sebelum Nabi tewas.

Nabi  mengetahui niat jahat Fudhalah, dengan tenang dan senyum Beliau mendekati dan bertanya, “ Hai Fudhalah ! Apa yang terlintas dihatimu saat ini ? “ Fudhalah pun kaget, dengan mudahnya ia menjawab, “ Aku tak memikirkan apa pun, aku bertawaf. “

Nabi pun melanjutkan tawafnya. Fudhalah pun kembali mengikuti Nabi sambil mencari kesempatan untuk membunuhnya. Nabi pun berhenti dan kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama, dan Fudhalah menjawab juga dengan jawaban yang sama. Tiga kali Nabi bertanya dan Fudhalah tetap dengan jawaban yang sama pula.

Mendengar jawaban ketiga, Nabi pun tersenyum dengan meletakkan tangannya di dada Fudhalah lalu memohonkan doa untuknya. " Saat ia meletakkan tangannya di dadaku, dialah manusia yang paling kubenci di dunia ini. Namun, saat ia menarik tangannya kembali, dialah manusia yang paling kucintai di dunia ini "

Fudhalah yang mempunyai niat untuk membunuh Nabi dengan pedangnya. Tapi Nabi  menangkisnya dengan tameng cinta, kasih sayang dan rahmat. Akhirnya Fudhalah mengurungkan niatnya. Dan tak aneh akhirnya Fudhalah menjadi manusia yang sangat mencintai Nabi.



Artikel Terkait

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.