Kamis, 03 September 2015

Bercanda Ala Rasulullah SAW

Tags

ilustrasi Bercanda | mestifarah.wordpress.com

Seorang muslim boleh saja ia bercanda sebagaimana Nabi Saw juga beliau terkadang bercanda. Bahkan seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau mencadai kami." Kemudian Nabi Saw berkata, "Benar aku mencandai kalian akan tetapi aku tidak pernah berkata kecuali yang benar."

Diriwayatkan oleh sahabat beberapa candaan Nabi Saw,

1. Suatu saat ada seorang sahabat mendatangi Nabi Saw kemudian berkata, "Ya Rasulullah Saw, naikkan aku diatas tunggangan." Lalu kata Nabi Saw, "Kami akan menaikkan engkau diatas anak onta." Maka ketika sahabat mendengar ia akan dinaikkan diatas anak onta maka dia terbayang ia akan dinaikkan diatas anak onta yang kecil dan melakukan perjalan diatas anak onta yang kecil itu. Maka dia pun protes kepada Nabi Saw, "Wahai Rasulullah Saw, apa yang harus aku lakukan dengan anak onta ini ? Bagaimana dia bisa membawaku?" maka Nabi Saw menjelaskan bahwa beliau sedang bercanda, "Aku tidak mengatakan anak onta yang kecil itu. Bukankah setiap onta itu dilahirkan, meskipun onta sudah besar maka dia tetap anak ibunya." Mendengar penjelasan Rasulullah Saw sahabat pun tersenyum dan mengerti bahwa Rasulullah Saw sedang bercanda.

2. Suata hari ada seorang wanita tua mendatangi Rasulullah Saw kemudai dia berkata, "Ya Rasulullah Saw, doakanlah kepadaku agar aku dimasukkan surga oleh Allah Swt." Maka Rasulullah Saw berkata, "Wahai Fulanah, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasukki oleh orang yang sudah tua." Maka wanita itu pun bersedih. Lalu Rasulullah Saw menjelaskan, "Ketahuilah bahwa sesungguhnya surga itu dimasukki oleh orang-orang yang muda, kalau sudah tua maka akan dijadikan muda kembali oleh Allah Swt. Tidak ada orang tua masuk surga." Kata Rasulullah Saw.

Dari sini kita mengetahui bahwa ada adab-adab dalam bercanda. Rasulullah Saw bukanlah orang yang selalu serius, tetapi beliau adalah orang yang mudah bergaul, beliau mudah senyum. Oleh karena itu Jarir bin Abdillah ra pernah berkata, "Tidaklah Rasulullah Saw melihatku kecuali beliau tersenyum dihadapan wajahku." Dalam riwayat lain kecuali beliau Saw tertawa. Ini menunjukkan Nabi Saw orangnya periang, suka tersenyum dihadapan sahabatnya dan beliau bercanda.

Adapun adab-adab dalam bercanda yang harus diperhatikan,


1. Jangan jadikan candaan itu kegiatan kita sehari-hari sebagai hukum asal.

Jangan jadikan candaan itu kegiatan kita sehari-hari sebagai hukum asal

Jangan jadikan candaan itu kegiatan kita sehari-hari sebagai hukum asal ( sharingdisini.com )

Artinya seseorang tidaklah kita bertemu dia kecuali kita bercanda. Ini tidak benar. Bercanda bukan hukum asal, hukum asalnya seseorang adalah serius. Seorang muslim harus serius dalam hal pekerjaannya, serius dalam aktivitasnya agar dia meraih keberhasilan. Namun bukan berarti dia serius terus menerus, tidak. Dia butuh bercanda. Bercanda untuk merenggangkan otot-otonya, bercanda untuk menghilangkan kepenatan yang dia rasakan, bercanda untuk menghilangkan kebosanan dan bercanda untuk mengembalikan lagi semangat aktivitasnya. Namun janganlah bercanda terus menerus dan berlebihan, karena semua yang berlebih-lebihan itu tidak baik. Bahkan akan membuat seseorang menjadi keras hatinya karena terlalu sering tertawa, terlalu sering bercanda, seriusnya kurang.

2. Seseorang tidak boleh berdusta/berbohong.

Seseorang tidak boleh berdusta/berbohong

Seseorang tidak boleh berdusta/berbohong ( female.kompas.com )

Bahkan ada larangan keras dalam hal ini. Kata Rasulullah Saw dalam sebuah hadist, "Celaka celaka celaka bagi seseorang yang menyampaikan suatu pembicaraan agar membuat suatu kaum tertawa."

Ternyata dalam hadist tersebut Rasulullah Saw mengatakan celaka sebanyak 3x bagi orang yang sengaja berdusta dalam rangka untuk membuat orang-orang tertawa. Memang bercanda dengan dusta terkadang menggelikan namun itu sangan tercela disisi Allah Swt.

Sebaliknya, syariat memberi semangat bagi orang-orang agar tatkala dalam bercanda tidak berdusta, kata Nabi Saw, "Aku menjamin istana ditengah surga bagi seorang yang meninggalkan dusta meskipun dalam kondisi bercanda." Maka tidak boleh seseorang bercanda dalam dusta.

3. Seseorang tidak boleh bercanda menakut-nakuti saudaranya.

Seseorang tidak boleh bercanda menakut-nakuti saudaranya

Seseorang tidak boleh bercanda menakut-nakuti saudaranya ( blog.kyokushin-indonesia.com )

Dalam sebuah hadist Rasulullah Saw mengatakan, "Tidak boleh salah seorang diantara kalian mengambil barang milik saudaranya dalam kondisi bercanda/serius."

Sebagai contoh, ada seseorang bercanda dengan mengambil handphone seseorang. Lalu kita tertawa melihat tingkahnya kebingungan mencari kesana kesini barangnya yang hilang. Rasulullah Saw melarang akan hal ini. Bahkan dalam candaan tidak boleh kita menyakiti hati orang lain. Dalam hadist Rasulullah Saw berkata, "Tidak halal seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lainnya."


4. Tidak boleh menjadikan syariat sebagai bahan candaan.

Tidak boleh menjadikan syariat sebagai bahan candaan

Tidak boleh menjadikan syariat sebagai bahan candaan ( sidomi.com )

Kita melihat sebagian masyarakat menjadikan syariat sebagai bahan candaan. Ada yang bercanda mengatakan misalnya orang berjenggot dikatakan sebagai jenggot kambing. Padahal kita tau bahwa jenggot merupakan sunnah Nabi Saw.

Ada yang melihat wanita berjilbab misalnya dengan jilbab yang besar. Maka dijadikan bahan candaan dikatakan bajunya seperti baju ninja. Ini adalah candaan yang tidak diperbolehkan, Haram.

Ada juga seseorang melihat laki-laki dengan celana diatas mata kaki, maka dijadikan bahan candaan dikatakan cingkrang, celana kungfu, kebanjiran dan julukan-julukan yang lainnya. Semua itu diharamkan oleh syariat dan ini merupakan candaan yang sangat berbahaya dibandingkan dengan yang lainnya, karena hal tersebut merupakan penghinaan terhadap syariat nabi Saw dan ada juga bentuk kedustaan.

Oleh karenanya saudara/i ku, silahkan antum antunna bercanda dan kita boleh katakan canda merupakan sunnah Nabi Saw. Nabi melakukan canda dan para sahabat pun melakukannya. Akan tetapi harus tetap memperhatikan adab-adab bercanda.

Selamat bercanda tapi ingat sunnah Nabi Saw.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.