Jumat, 22 April 2016

Hakikat Cinta


Sahabat CAPER yang dirahmati Allah, membacakan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak ada habis-habisnya. Kalau seandainya kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW setiap hari itu sudah menjadi kewajiban kita. Sebagai bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Sebetulnya itu belum membuktikan cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Karena memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW setiap hari adalah kewajiban kita. Lalu, Mencintai Nabi Muhammad yang sebenarnya itu yang seperti apa ?

Suatu hari Sayyidina Umar bin Khatab berjalan-jalan bersama Nabi Muhammad SAW. Sayyidina Umar menggandeng tangan Nabi Muhammad SAW. Saat Sayyidina Umar menggenggam tangan Nabi Muhammad SAW hatinya merasa cinta banget sama Nabi Muhammad SAW.

Sayyidina Umar mengatakan : “Ya Rasulullah, Demi Allah sesungguhnya engkau adalah manusia yang paling aku cintai melebihi hartaku, keluargaku, dan melebihi semua manusia.”
Rasulullah SAW berkata, “Apakah aku lebih engkau cintai daripada keluargamu?”
Sayyidina Umar : “Betul ya Rasulullah” 
Rasulullah SAW : “Apakah aku lebih engkau cintai daripada hartamu ?”
Sayyidina Umar : “Betul ya Rasulullah.”
Rasulullah SAW : “Dan apakah aku lebih engkau cintai daripada seluruh manusia ?”
Sayyidina Umar : “Betul ya Rasulullah.”
Rasulullah SAW : “Apakah aku lebih engkau cintai melebihi dirimu sendiri?”
Sayyidina Umar : “Belum ya Rasulullah. Saya masih menyukai dan mencintai diri saya sendiri.”
Rasulullah SAW : “Imanmu belum sempurna wahai Umar sampai Allah dan Rasulullah lebih engkau cintai melebihi semua manusia, harta bahkan dirimu sendiri.”
Sayyidina Umar : “Sungguh sekarang engkau lebih aku cintai melebihi diriku sendiri.”

Dikisahkan bahwa Sayyidina Umar tidak pernah tidur siang dan malam. Suatu ketika ada orang yg bertanya “Wahai Umar, kami kok tidak pernah melihat engkau tidur ya ?” 
Sayyidina Umar menjawab : “Kalau saya tidur di siang hari berarti saya telah menyia-nyiakan urusan rakyatku. Dan kalau saya tidur di malam hari berarti saya tidak menjalani hak-hak diri saya kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Hidupnya Sayyidina Umar tiap hari buat Allah SWT dan buat Rasulullah SAW.
=======================
Sayyidina Muadz bin Jabal dikirim Rasulullah SAW untuk berdakwah. Rasulullah SAW menyuruh sayyidina Muadz untuk naik ke atas kuda dan Rasulullah sendiri yang menuntun kudanya dibawah karena sangking cintanya Rasulullah kepada Sayyidina Muadz. Sebenarnya Sayyidina Muadz ingin turun dari kuda tapi kata Rasul “Tidak.. Tidak.. Kamu diatas saja.” Rasulullah mengantar Sayyidina Muadz sampai di ujung kota Madinah.

Rasulullah SAW berkata kepada Sayyidina Muadz “Wahai Muadz, saya cinta sekali kepada engkau. Baca do’a ini setiap habis sholat. Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika. Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu "
Kemudian Rasulullah berkata “Wahai Muadz, sepertinya saat engkau kembali dari dakwah engkau tidak akan melihatku lagi. saat engkau kembali engkau hanya akan melihat masjidku dan kuburanku.”

Sahabat CAPER yang disayangi Allah. Kalau Rasulullah SAW sudah berkata “sepertinya / seandainya” berarti itu benar. Artinya jika sekembalinya Sayyidina Muadz dari dakwah beliau hanya bisa melihat masjid dan makam Rasulullah itu artinya bahwa Rasulullah telah wafat saat Sayyidina Muadz kembali ke Madinah.

Sahabat CAPER yang dicintai Allah. Jika kita diposisinya Sayyidina Muadz apa yang akan kita lakukan ? Tentu kita akan berkata “Kalau begitu saya nggak mau dakwah deh Rasulullah.” atau “Kalau gitu jangan kirim saya deh buat dakwah Ya Rasulullah.” atau “Saya mau disini saja deh menemani engkau wahai Rasul.” dan perkataan-perkataan yang lainnya.

Tapi, Sayyidina Muadz tau betul apa itu CINTA ? CINTA itu berkorban sampai nggak punya keinginan buat diri sendiri, nggak punya keegoisan untuk dirinya sendiri. Sayyidina Muadz ingin menyampaikan risalahnya Rasulullah SAW, ingin taat sama Rasulullah SAW. Sayydina Muadz berkorban demi yang dicintainya yaitu Rasulullah SAW.

Kita hadir di Maulidnya Nabi Muhammad SAW ayo kita bangkitkan cinta kita kepada Rasulullah SAW. Bila kita berkorban untuk Nabi Muhammad SAW sungguh kita tidak berkorban. Wallahi kita nggak berkorban. Nggak ada yang dikorbanin. Malah itu semua yang untung diri kita sendiri. Kalau kita taat sama Nabi Muhammad SAW, kita bela Nabi Muhammad SAW, kalau kita ikutin Nabi Muhammad SAW sungguh nggak ada yang dikorbanin. Untung diri kita sendiri untung dunia akhirat.

~ Ustadzah Fatimah binti Jindan ~

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.